Di tengah ketidakpastian global, isu ketahanan energi kembali menjadi agenda utama bagi Indonesia. Meskipun kaya akan sumber daya alam, Indonesia pada kenyataannya adalah seorang net importir minyak mentah dan LPG. Ketergantungan pada impor ini membuat pasokan dan harga BBM di dalam negeri sangat rentan terhadap gejolak geopolitik energi global, seperti konflik di Timur Tengah atau fluktuasi kebijakan OPEC.
Ketergantungan Impor Minyak dan LPG yang Tinggi
Produksi minyak mentah domestik terus menurun dari tahun ke tahun, sementara konsumsi terus meningkat. Akibatnya, Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan minyaknya. Hal yang sama terjadi pada LPG, di mana lebih dari 70% kebutuhan nasional dipasok dari luar negeri. Ketergantungan impor ini secara langsung membuat APBN sangat rentan terhadap kenaikan harga minyak dunia.
Paradoks Gas Alam: Produsen Besar, Pemanfaatan Domestik Rendah
Indonesia adalah salah satu produsen gas alam terbesar di dunia. Namun, ironisnya, sebagian besar produksi gas diekspor dalam bentuk LNG, sementara infrastruktur untuk pemanfaatan gas bumi di dalam negeri (seperti jaringan gas kota) masih sangat terbatas. Mendorong penggunaan gas domestik sebagai pengganti LPG dan solar bersubsidi adalah salah satu solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan impor.
Transisi Energi sebagai Solusi Jangka Panjang
Satu-satunya solusi jangka panjang untuk melepaskan diri dari jerat geopolitik energi adalah percepatan transisi energi ke sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Mengoptimalkan potensi raksasa di sektor panas bumi (geotermal), tenaga surya, dan hidro akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang harganya fluktuatif dan berasal dari impor, sekaligus mendukung komitmen Indonesia terhadap penanganan krisis iklim.
Intisari:
- Kerentanan Nasional: Sebagai net importir minyak dan LPG, ketahanan energi Indonesia sangat rentan terhadap gejolak geopolitik energi global.
- Masalah Utama: Penurunan produksi minyak domestik dan ketergantungan impor LPG yang tinggi membebani neraca perdagangan dan APBN.
- Potensi Gas: Indonesia memiliki potensi gas bumi yang besar, namun pemanfaatannya untuk pasar domestik masih belum optimal.
- Solusi Jangka Panjang: Akselerasi transisi energi ke EBT adalah kunci untuk mencapai kemandirian dan stabilitas energi.

