London – Seiring dengan semakin banyaknya perangkat rumah tangga yang terhubung ke internet—mulai dari smart speaker, kulkas pintar, hingga kunci pintu digital—ancaman Ketidakamanan Data dari Internet of Things (IoT) rumah tangga menjadi semakin nyata. Kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan IoT datang dengan risiko celah keamanan yang serius, seringkali karena produsen memprioritaskan fungsi daripada keamanan siber.
Banyak perangkat IoT diproduksi dengan kata sandi default yang lemah atau tidak memiliki mekanisme pembaruan keamanan yang memadai. Kerentanan ini memungkinkan peretas untuk dengan mudah mengambil kendali atas perangkat. Begitu peretas masuk melalui satu perangkat lemah (misalnya, kamera keamanan murah), mereka dapat menggunakan jaringan rumah sebagai pintu masuk untuk mengakses perangkat yang lebih sensitif, seperti laptop atau ponsel yang berisi informasi keuangan.
Para regulator kini menuntut adanya standar keamanan minimum untuk perangkat IoT sebelum dapat dijual di pasaran. Konsumen didorong untuk mengambil langkah proaktif: mengganti kata sandi default segera, memisahkan jaringan IoT dari jaringan utama (segregation), dan memilih produk dari produsen terkemuka yang menyediakan pembaruan keamanan rutin. Jika tidak ditangani, rumah pintar dapat menjadi sasaran empuk berikutnya bagi serangan siber besar-besaran.