Paket Cepat, Bumi Sekarat? Logistik ‘Ijo’ Wajib, Bukan Pilihan!

Paket Cepat, Bumi Sekarat? Logistik ‘Ijo’ Wajib, Bukan Pilihan!

0 0
Read Time:56 Second

Seneng ya, paket checkout jam 3, jam 5 udah nyampe? Tapi sadar gak sih, di balik ‘sat set’ itu ada ‘jejak karbon’ yang gak main-main? Kurir bolak-balik, motor ngebul, dan… bubble wrap.

Kita jujur-jujuran aja. Sampah packaging e-commerce itu udah ‘level gila’. Bubble wrap, kardus double, lakban di mana-mana. Ini ‘dosa’ tersembunyi di balik kenyamanan belanja online kita.

‘Eco-Anxiety’ Konsumen Mulai Muncul!

Investor global dan konsumen Gen Z (yang ‘woke’) mulai ‘ngamuk’. Mereka nuntut raksasa e-commerce (si Ijo, si Oren) buat tanggung jawab. Ini bukan lagi soal ‘murah’ atau ‘cepet’, tapi ‘seberapa ijo’ logistik lo?

Tantangannya emang berat. Gimana caranya cepet tapi gak ngerusak? Jawabannya di ‘Logistik Hijau’: motor listrik buat kurir, packaging daur ulang (atau reusable), dan manajemen rute yang lebih smart pake AI. Ini ‘PR’ besar e-commerce kita.

Intisari:

  1. Ledakan e-commerce di RI menciptakan masalah besar: sampah packaging dan polusi karbon.
  2. Konsumen dan investor global (ESG) mulai menuntut e-commerce bertanggung jawab.
  3. Ini ‘PR’ besar bagi raksasa e-commerce untuk beralih ke ‘Logistik Hijau’.
  4. Solusinya meliputi kurir EV, packaging daur ulang, dan manajemen rute AI.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %