0
0
Kendaraan Otonom (Self-Driving Cars atau Autonomous Vehicles) adalah salah satu inovasi teknologi paling revolusioner, dan Indonesia, khususnya Jakarta, adalah pasar yang menjanjikan namun juga penuh tantangan untuk adopsinya.
Waktu pengaspalan kendaraan otonom di jalanan Jakarta akan sangat bergantung pada tiga faktor utama: kesiapan infrastruktur, regulasi, dan penerimaan masyarakat. Jakarta yang padat, memiliki lalu lintas yang dinamis dan tidak terduga, serta cuaca ekstrem, menjadi lingkungan uji yang sangat kompleks bagi sistem AI kendaraan.
Secara teknologi, kendaraan otonom membutuhkan pemetaan presisi tinggi, konektivitas 5G yang masif, dan sensor LiDAR/Radar yang canggih untuk beroperasi dengan aman. Investasi besar pada smart city infrastructure sangat diperlukan sebelum kendaraan otonom bisa beroperasi secara mandiri (Level 4 atau 5).
Di sisi regulasi, pemerintah perlu menetapkan kerangka hukum yang jelas mengenai pertanggungjawaban hukum (siapa yang salah jika terjadi kecelakaan?), standar keselamatan, dan perizinan. Penerimaan publik dan isu etika terkait keputusan yang dibuat oleh AI juga harus dibahas tuntas.
Intisari: Kendaraan Otonom menghadapi tantangan besar untuk mengaspal di jalanan Jakarta yang kompleks, di mana adopsi massalnya bergantung pada kesiapan infrastruktur smart city (termasuk 5G dan pemetaan presisi), kerangka regulasi yang jelas mengenai pertanggungjawaban, dan adaptasi terhadap dinamika lalu lintas lokal.
